Pemanasan Global : MASALAH, FAKTA, DAMPAK, dan SOLUSI
Kita, umat manusia telah dibombardir. Kapanpun kita melangkahkan kaki ke luar, kita selalu mendengar istilah "pemanasan global" dan "perubahan iklim". Kedua menu tersebut tentunya sudah tak asing lagi di telinga kita. Bagaimana tidak, sekarang gencar-gencarnya spanduk, artikel, seminar, yang membahas tentang kedua isu tersebut.
Perubahan iklim adalah suatu topik kompleks yang sering dibicarakan ; sekalipun demikian, hal ini tidak dapat dihindari karena sudah berada di depan mata kita.
Apa itu pemanasan global?
Pemanasan global (global warming adalah kenaikan suhu rata-rata di atmosfer dan di samudera bumi, yang cukup untuk mengakibatkan perubahan iklim (climate change).
Kabar terakhir yang tercatat, beberapa wilayah di bumi telah secara nyata mengalami kenaikan suhu rata-rata harian mereka. Suhu ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan suhu 30 tahun yang lalu.
Australia sebesar 1,8 derajat celcius, Sri Lanka sebesar 1,2 derajat celcius, Indonesia sebesar 1,8 derajat celcius, dan kenaikan suhu yang lebih parah adalah daerah sekitar sub tropik dan sub polar yang kenaikan suhunya dibandingkan 30 tahun yang lalu telah mencapai 40 derajat celcius lebih.
Seandainya Indonesia sudah mencapai pertambahan suhu sekitar 20 derajat celcius, maka tak khayal 2000 pulau di Indonesia akan LENYAP dari peta dunia. (Seperti Atlantis? Bisa jadi).
Apa penyebabnya?
Penyebab global warming, tak lain dan tak bukan di antaranya adalah kenaikan jmlah karbondioksida dan gas rumah kaca di atmosfer bumi (melalui pembakaran bahan bakar fosil, pembukaan lahan, pembuangan limbah, dll).
Dari mana datangnya gas rumah kaca?
Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.
Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6)
Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas manusia.
Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri dan konsumen).
Terlihat jelas bahwa penyumbang terbesar gas rumah kaca adalah sektor kegunaan listrik, perindustrian, dan bahan bakar transportasi. Dikarenakan ini lah sekarang marak usaha berbagai pihak untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan, sumber energi ramah lingkungan, dan kampanye-kampanye peduli lingkungan. Hal ini juga yang mendorong aliansi negara-negara di dunia untuk mengadakan kerjasama terkait upaya pengurangan emisi karbon mereka. Tujuannya adalah "Jump start the climate deal with a power section carbon bugget, drop global power sector emissions at least 10% at 2020, and roll out clean, green electricity across the world".
Efek Rumah Kaca
Radiasi matahari memasuki atmosfer bumi dan menghangatkan permukaannya. Beberapa radiasi dipantulkan kembali ke luar angkasa, dan sebagian lagi diserap dan dipantulkan oleh gas rumah kaca yang menumpuk di atmosfer dan membentuk semacam barrier. Hal ini mengakibatkan naiknya suhu permukaan bumi. Intinya, bertambahnya jumlah gas rumah kaca, berarti bertambahnya suhu. Ingin merasakan bagaimana bumi berada dalam keadaan seperti itu? tengoklah gambar di bawah ini. Yah, seperti inilah menderitanya bumi kita kawan.
Apa efeknya?
Suhu yang semakin meningkat akan mancairkan glasier (es di kutub) dan menaikkan ketinggian rata-rata permukaan laut. Lebih lanjut, jika semua es di kutub mencair, jadinya akan seperti film "The Day After Tomorrow". Bumi kita akan tenggelam kawan,,,,,, serem.
Pemanasan global akan meningkatkan frekuensi dan intensitas terjadinya kondisi cuaca ekstrim seperti banjir, kekeringan, badai, tornado, gelombang panas, puting beliung, dan banyak lagi lainnya.
Suhu yang tinggi, mengurangi jumlah permukaan salju di kutub. Hal tersebut tentu mampu merusak tiang ekosistem. Memaksa beberapa spesies keluar dari habitatnya karena lahan tempat tinggal mereka sudah tidak memungkinkan untuk dihuni lagi, itu artinya, spesies-spesies tersebut sudah berada di ambang kepunahan.
Solusinya apa?
"TREAT THE EARTH WELL. IT WAS NOT GIVEN TO YOU BY YOUR PARENTS, IT WAS LOANED TO YOU BY YOUR CHILDREN.
ADAPTASI dan MITIGASI. Kita, umat manusia, diharapkan berusaha keras untuk beradaptasi dengan segala perubahan ini. Tidak perlu lagi menambah gas rumah kaca, kita justru harus menguranginya.
Gunakan pula 4 R. REDUCE, REUSE, RECYCLE, dan RETHINK. BERPIKIR ULANG APA YANG TELAH KITA LAKUKAN KEPADA BUMI KITA INI, DANHARUS SADAR, BERDIRI, BERTINDAK AKTIF DEMI KESELAMATAN PLANET SATU-SATUNYA YANG KITA TINGGALI INI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar